jump to navigation

Testimoni Test Ride Honda Sonic 150R – Tarikannya Mantap Agustus 7, 2015

Posted by prasetyo676 in General, Honda, Informasi Umum.
Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , ,
18 comments

Prast 676 – Salam penuh semangat brother dan sister, semoga sehat dan lancar beraktifitas.

image

Masih membahas mengenai motor yang belum lama dirilis oleh Honda alias AHM di Indonesia, yaitu Sonic 150R. Yup, berita tentang ayago alias hyper underbone yang terlahir kembali ini memang begitu hangat dibahas berbagai media. Bahkan beberapa rekan di kantor tempat saya bekerja pun juga banyak yang menanyakan tentang kehadiran sang Sonic 150R.
Beberapa diantaranya bertanya soal harga, kapasitas mesin, sistem pendingin, desain, dll.

Oiya, sekadar informasi, Honda Sonic 150R ini dilepas dengan harga 20.9 juta rupiah OTR Jakarta, saat launching resminya.

image

Nah, apabila ada yang bertanya soal impresi riding maupun performa Sonic 150R, saat ini saya belum bisa menjawabnya secara pribadi karena memang belum melakukan test ride secara langsung.
Namun jangan khawatir, karena rekan saya, yaitu kang Agun sudah mencicipi sang Sonic 150R pasca launching resminya. Bagaimana impresinya?
Silahkan simak testimoninya berikut ini :

image

Ternyata memang benar seperti perkiraan sebelumnya, desain silinder mesin yang almost square membuat akselerasi sang Sonic 150R  cukup responsif. Tidak terasa, kecepatan 80 km/jam sangat mudah diraih, itupun baru di gigi 3 dan nafas mesin masih belum habis. Sayangnya panjang lintasan yang disediakan untuk melakukan test ride kurang panjang, karena hanya sekitar 200 meter saja, sehingga kang Agun belum bisa mengeskplore kemampuan maksimal Sonic 150R ini.

image

Bahkan jika dibandingkan dengan CB150R facelift, sang Honda Sonic 150R terasa lebih terasa entakannya (akselerasi-nya) ketika pindah gigi.
Kemungkinan ini juga dipengaruhi oleh nilai perbandingan tenaga dan bobot motor (Power to weight ratio) atau sering disebut PTWR. Karena secara hitungan diatas kertas, PTWR yang dimiliki Sonic 150R ini lebih unggul dari CB150R facelift.

image

Power yang diklaim sebesar 16 PS pada 9000 rpm dan torsi sebesar 13.5 Nm pada 6500 rpm membuat akselerasi Sonic 150R cukup mantap.
Spek seperti itu sangat cocok digunakan untuk riding harian menembus kepadatan lalu lintas perkotaan maupun jalur berbukit.
Nampaknya Honda begitu konsen kepada aplikasi sang motor yang memang rata -rata digunakan sebagai kendaraan harian.

image

Nampaknya Sonic 150R bakal menjadi rival yang patut diperhitungkan bagi Suzuki Satria FU. Baik dari segi desain maupun performa nya.
Namun, tentu saja untuk pembuktian segi performa diperlukan data hasil ukur dengan menggunakan peralatan yang capable.

So, untuk lebih memantapkan pilihan, ada baiknya sobat melakukan test ride terlebih dahulu, karena bisa merasakan secara langsung handling, kenyamanan, maupun performa sebuah sepedamotor.
(Prast)

Berikut ini Foto Gamblang Honda Sonic 150R Beserta Spesifikasi dan Pilihan Warna Agustus 5, 2015

Posted by prasetyo676 in General, Honda, Informasi Umum.
Tags: , , , , , , , , , ,
9 comments

Prast 676 – Salam penuh semangat brother dan sister, semoga sehat dan lancar beraktifitas.
image

Honda Sonic 150R sesuai jadwal akan diperkenalkan secara resmi pada hari ini. Mendapatkan update gambar kiriman foto dari kang Sams yang bersumber dari laman welovehonda, tampilan sang Sonic 150R terlihat sangat jelas alias gamblang.
Resolusi foto cukup bagus, sehingga memperlihatkan lekuk desain body secara jelas.

Tidak ketinggalan, spesifikasi dari Honda Sonic 150R pun juga sudah dipaparkan.
image

Berbekal mesin 4 langkah, DOHC 4 katup dan kapasitas mesin 149.16 cc, output power yang dihasilkan adalah 11.8 kW alias 16.0 PS pada 9000 rpm.
Selanjutnya, torsi maksimum yang diraih adalah 13.5 Nm alias 1.38 kgf.m pada 6000 rpm.
Kalau melihat spek di atas, terlihat potensi akselerasi sang ayago kemungkinan cukup bagus, karena torsi sebesar 13.5 Nm sudah dapat diraih pada putaran cukup rendah, hanya 6000 rpm saja.
Mesin dengan konfigurasi diameter kali langkah sebesar 57.3 mm kali  57.8 mm memang sebuah kombinasi yang cukup pas apabila orientasinya untuk meraih torsi dan power pada rpm mesin yang tidak terlalu tinggi.
Terlihat cocok buat menembus jalanan padat di perkotaan ataupun jalur luar kota yang memiliki kombinasi jalan datar, tanjakan, maupun turunan.
image

image

image

image

So, kita tunggu saja nanti hasil pengujian beberapa media, setelah sang Honda Sonic 150R ini dilaunching. Gimana, sobat tertarik untuk meminangnya?
(Prast)

Review Hasil Test Ride Honda BeAT POP eSP ISS – Plus Adu Drag vs Jupiter Z Maret 15, 2015

Posted by prasetyo676 in Honda, Test Ride.
Tags: , , , , , , , ,
26 comments

Prast 676 – Salam penuh semangat brother dan sister, semoga sehat dan lancar beraktifitas.

image

Melanjutkan artikel sebelumnya, kopdar sekaligus test ride Honda BeAT POP eSP ISS (klik di sini), maka pada kesempatan kali ini akan kita bahas detail reviewnya. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada Bang Yogas (Kobayogas) yang sudah memberi kesempatan untuk melakukan test ride skutik Honda ini.
Oke langsung saja ke pembahasan utama, cekidoot… 🙂

â—Ź Desain

Hal pertama yang kita kita bahas adalah segi desain. Yup, saat pertama kali bertemu dengan sepeda motor, pasti yang tertangkap pertama kali adalah segi tampilan alias desain.
Desain Honda BeAT POP memang terlihat cukup berbeda apabila dibandingkan dengan BeAT eSP. Hal mendasar yang langsung terlihat adalah kontur lekukan body yang cenderung rounded alias membulat, apabila dibandingkan dengan BeAT eSP yang lebih menyiku.

image

BeAT POP eSP ISS

Lampu utama terpisah dari sein. Tentu saja inilah bagian paling mudah untuk membedakan BeAT POP dan BeAT eSP. Posisi sein yang terpisah dengan lampu utama seperti ini, justru membuat nyala sein lebih mudah terlihat oleh pengendara lain.

image

Secara overall, desain BeAT POP eSP ISS ini bisa masuk ke berbagai kalangan usia, maupun jenis gender. Masih pantes juga kok misalnya dikendarai oleh pria macho. Hehehe… 🙂

image

Desain panel speedometer cukup simple, namun informatif sehingga mudah dipantau saat sedang berkendara.
Oiya, sekedar informasi, unit test ride yang kami eksplore saat itu memiliki jarak tempuh 815 kilometer. Tentu saja akan semakinbertambah, seiring penggunaan.

image

Panel speedometer cukup simple namun informatif

â—Ź Fitur

Lanjut ke pembahasan selanjutnya, yaitu mengenai fitur yang disematkan pada BeAT POP eSP ISS ini. Fitur ISS (Idling Stop System) sudah menjadi kelengkapan pada unit test ride ini. Fitur tersebut dapat diaktifkan maupun dinonaktifkan melalui switch yang terdapat pada panel setang sebelah kanan. Saat fitur ISS diaktifkan, maka kinerja mesin secara otomatis akan dimatikan apabila kita sedang berhenti selama beberapa saat, misalnya sedang menunggu lampu merah traffic light, atau saat stuck di kemacetan lalu lintas. Hal ini ditandai dengan indikator “A” yang terdapat pada panel speedometer akan menyala berkedip. Begitu kita menarik grip gas, secara otomatis mesin akan langsung menyala dan siap ngacir.

Apabila kondisi jalanan lancar ataupun bagi rider yang tidak terbiasa, maka fitur ISS ini dapat dinonaktifkan dengan memencet switch ke posisi “IDLING”. Saat sesi test ride, fitur ISS ini bekerja sangat lancar, tanpa kendala. Oiya, BeAT POP eSP ISS ini sudah dilengkapi dengan ACG (Alternating Current Generator) sehingga saat men-starter mesin nyaris tanpa suara, mesin langsung menyala. Ya, mirip dengan yang sudah diaplikasikan ke Vario 125.

image

Grip gas pada BeAT POP eSP ISS ini mungkin agak sedikit lebih berat saat dipelintir, apabila dibandingkan dengan versi lama. Yup, grip gas saat ini sudah mengaplikasi sistem “Pull-Push”, yaitu terdapat dua buah kabel gas yang masing-masing berfungsi untuk membuka throttle dan menutup throttle. Dengan mengaplikasi sistem Pull-Push ini, bertujuan agar buka tutup gas bisa lebih responsif. Sistem seperti ini sudah sangat umum diterapkan pada motor sport, misalnya Honda Tiger, Yamaha New Scorpio, dll.

image

Sistem Pull-Push untuk membuka tutup throttle

BeAT POP eSP ISS ini juga dilengkapi dengan rak depan ganda. Dimensinya cukup untuk sekedar menaruh sarung tangan. Selain itu, fitur umum lainnya yang disematkan adalah cover lubang kunci kontak bermagnet, standar samping berpengaman (Side Stand Switch), Parking Brake Lock, Comby Brake System (CBS), serta gantungan barang.

image

Kapasitas bagasi pada BeAT POP eSP ISS ini adalah 11 liter. Cukup untuk sekedar menyimpan jas hujan maupun tas kecil.
Sebagai gambaran seberapa luas bagasi, dapat dilihat pada foto simulasi di bawah ini.

image

Simulasi luas bagasi BeAT POP

â—Ź Ergonomi dan Kenyamanan

BeAT POP eSP ISS ini memiliki dimensi panjang 1867 mm x lebar 678 mm x tinggi 1074 mm, jarak sumbu roda 1256 mm, jarak terendah ke
tanah 140 mm, serta bobot 95 kg. Dengan dimensi tersebut, maka cukup cocok digunakan oleh wanita maupun pria yang rata-rata memiliki postur tinggi badan antara 150-165 cm. Namun, bagi saya yang memiliki postur sekitar 171 cm, posisi duduk mesti rada ke belakang, agar dengkul atau lutut tidak mentok ke rak depan. Hal ini ditambah lagi posisi dek yang agak tinggi, karena terdapat battery accu di dalamnya, sehingga posisi kaki lebih menekuk disaat mengendarainya.

image

Dengan postur sekitar 171 cm, posisi lutut sangat dekat ke rak depan

Namun, bagi yang memiliki postur 165 cm ke bawah, ergonomi saat menaiki BeAT POP eSP ISS sangat pas.
Selain itu, busa jok tergolong empuk apabila dibandingkan dengan Vario 125. Tentu saja ini akan menunjang kenyamanan saat digunakan riding dalam waktu yang cukup lama.

image

Ergonomi cukup pas untuk rider dengan postur 150-165 cm

Oiya, tinggi jok alias tempat duduk BeAT POP eSP ISS ini adalah 735 mm, alias lebih rendah 5 mm apabila dibandingkan dengan BeAT eSP yang memiliki tinggi jok 740 mm.

image

Kaki bisa menapak sempurna

â—Ź Performa

Lanjut ke performa BeAT eSP ISS ini. Berbekal mesin berkapasitas 108.2 cc, daya maksimum yang dapat dihasilkan adalah 8.68 ps pada 7500 rpm, serta torsi maksimum 9.01 Nm pada 6.500 rpm.
Nah, kebetulan kondisi jalan pada lokasi pengetesan saat menjelang sore lumayan sepi. Akhirnya iseng saja diadakan adu drag antara BeAT POP eSP ISS melawan Jupiter Z tahun 2009 milik kang Ferboes.

Untuk BeAT POP eSP ISS dijoki oleh kang Vandra (Monkeymotoblog) dengan postur 167 cm / 75 kg dan Jupiter Z dijoki langsung oleh pemiliknya, yaitu kang Ferboes (Ferboes.com) dengan postur 163 cm / 54 kg. Jarak yang ditempuh dari start ke finish sekitar 100-an meter.
Oiya, BeAT POP saat itu menggunakan bahan bakar premium, sedangkan sang Jupiter Z pakai Shell Super.
Bagaimana hasilnya…?? Cekidot..

image

Start pun dimulai, dan kang Vandra dengan BeAT POP eSP ISS pun langsung melesat, meninggalkan kang Ferboes dengan Jupiter Z 2009 nya. Alhasil, BeAT POP eSP ISS berhasil unggul di garis finish dengan selisih jarak sekitar 2 meter.
Karena masih penasaran, maka dilakukan lagi drag sesi ke dua. Namun, lagi-lagi hasilnya sama saja.
Yup, harap maklum, meskipun sang Jupiter Z dijoki oleh rider yang lebih ringanbobotnya, namun disinyalir kampas kopling sudah memerlukan peremajaan, agar tarikan lebih nendang lagi

image

BeAT POP eSP ISS unggul sekitar 2 meter di depan

Sebagai tambahan informasi, berdasar pengujian pabrikan BeAT POP mampu berakselerasi dari 0 – 200 meter dalam waktu 12.60 detik, serta top speed 94 km/jam. Mengenai konsumsi BBM sendiri, saya belum sempat mengukur, mungkin nanti Bang Kobayogas yang akan membahasnya. Namun, berdasar klaim pabrikan, konsumsi BBM katanya bisa mencapai 63 km/liter.

â—Ź Handling

Lokasi test ride mengitari jalur yang dipenuhi dengan bumper alias polisi tidur, serta beberapa kali melewati gang sempit dan perempatan jalan. Nah, kesempatan bagus nih buat nguji suspensi, rem, serta handlingnya.

Saat melibas polisi tidur, kinerja suspensi tergolong baik, redamannya tergolong moderate. Kinerja rem pun cukup oke. Sistem CBS (Combi Brake System) cukup lumayan membantu. Begitu handle rem kiri ditarik, maka rem depan pun akan ikut aktif meskipun hanya sekian persen saja.

Saat menikung di persimpangan jalan, motor mudah dikendalikan. Selanjutnya, saat bertemu dengan kepadatan jalan di seputar Makaliwe, saya masih mudah mencari celah diantara mobil yang terjebak macet saat itu. Ya, cukup lincah untuk bermanuver di padatnya lalu lintas perkotaan. Selain itu, gas motor yang cukup responsif juga mendukung saat ingin menyalip kendaraan lain yang melaju lebih pelan.

image

Sekian nih sobat, hasil review Honda BeAT eSP ISS, semoga bermanfaat buat nambah referensi bagi yang sedang mengumpulkan informasi seputar skutik compact.
Nah, bagaimana pendapat sobat sekalian? Silahkan share dikolom komentar.
(Prast)

E-mail : prasetyo676@gmail.com

Bertemu Langsung Yamaha Byson FI Saat Ditest Jalan – Berikut ini Point yang Saya Dapat Maret 12, 2015

Posted by prasetyo676 in Yamaha.
Tags: , , ,
35 comments

Prast 676 – Salam penuh semangat brother dan sister, semoga diberi kelancaran beraktifitas.

image

Jumpa lagi di prasetyo676.com, setelah beberapa pekan absen artikel.
Nah, kali ini saya hanya sekedar berbagi cerita yang saya alami saat pulang dari tempat kerja, pada hari Kamis, 12 Maret 2015. Seperti biasa, jalur yang saya lewati adalah Jln. Kalimalang. Saya pulang beriringan dengan teman saya yang menaiki Yamaha Scorpio Z. Sedangkan saya sendiri mengendarai Honda Tiger Revolution 2006 yang biasa saya sebut Si Macan Silver (SMS).
Karena tidak dilengkapi dengan foto, maka silahkan bagi yang menganggap hoax. Namun, apa yang saya ceritakan di sini, sungguh merupakan kejadian yang saya alami secara langsung.

Oke, langsung saja kembali ke cerita lengkapnya. Cekidoot.. :
Sewaktu sampai di Jln. Kalimalang dekat Pool Bis Sinar Jaya, Cibitung, kondisi jalan lumayan padat. Nah saat itulah saya melihat sesosok motor dengan pelat nomor kendaraan warna putih dengan tulisan dan angka merah, B—-SXZ. Sesosok motor sport berwarna dominan merah, diselingi hitam pada beberapa bagian. Kondisi motor polos tanpa striping maupun emblem brand.
Namun, sosok motor tersebut sudah tidak asing di mata saya. Yup, ternyata sebuah Yamaha Byson FI. Kondisi kali ini agak berbeda dengan biasanya, karena hanya ada satu motor dengan seorang rider yang berpenampilan layaknya masyarakat umum, tanpa safety gear khas tester pabrikan Yamaha. Yup, sang rider mengenakan jaket hitam polos, celana jean, sepatu kulit, serta helm full face.

Kondisi lalu lintas sebelum menyeberang jalan akses tol Cibitung lumayan padat, sehingga dia serta saya sempat terjebak macet beberapa saat. Disaat itulah posisi saya berada disamping rider Byson FI tersebut.
Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, saya coba memancing responnya, dengan bertanya “Byson baru ya Mas?”…
Eh.. dicuekin.. gak dijawab sama sekali.. hehehe… 🙂
Padahal klo dia jawab, niatnya mau ane korek info lebih lanjut.

image

Jalur saat menguntit Byson FI yang lagi ditest

Begitu jalanan mulai lancar meskipun padat, tuh rider Byson FI mulai betot gas, selap selip diantara kendaraan lainnya. Sepertinya sadar klo saya kuntit.. hehehe…
Nah, meskipun dia ngacir tetap saya ikutin terus.. Mau ambil foto gak bisa, pegangin hpnya susah, ngeri klo di jalur kalimalang, pada naik motornya kayak kesetanan. Bagi yang biasa lewat Jln. Kalimalang, pasti tau kondisi jalur tersebut saat jam pulang kerja. Bener-bener tempat uji skill dan nyali.. 🙂

Meskipun sang rider Byson FI dah berusaha ngacir.. tapi ya gitu, cukup ane ikutin pakai Si Macan Silver di gigi 4 atau 5 saja.
Sang rider Byson FI terlihat mulai resah saat ane kuntit, apa takut disruduk si Macan kali ya.. hehehe…
Tuh rider Byson FI selap selip diantara motor-motor yang lagi ngebut di Jln. Kalimalang.

Kebetulan saat sampai di perempatan Legenda, traffic light sedang nyala merah. Saya berhenti tepat di posisi belakang samping kiri tuh Byson FI. Baru mau ngeluarin hp buat jepret penampakan tuh Byson FI, eeh.. sial, dia langsung ngegas, manfaatin celah yg ada. Demi keamanan, hp saya kantongi lagi, karena ngeri klo sampai senggolan gara-gara tangan kiri pegang hp. Yah, gagal deh mau ambil foto. 
Meskipun gak bisa ambil foto, tetapi saya putuskan untuk terus mengikuti tuh rider yang mengendarai Byson FI.
Karena gak ingin kehilangan buruan, maka terus ane kuntit tepat di belakangnya. Namun, saya mulai jenuh, karena lumayan juga, sudah sekitar 6 kilometer poisi saya di belakangnya. Ternyata jenuh juga ya nguntit.. Niat saya sih, pengen ngetest seberapa performa Byson FI, sebelum sampai persimpangan jalan arah Toyogiri.

Nah, ternyata moment tersebut mulai terbuka, karena pas sampai jalur depan “pabrik Bir —” kondisi jalan ramai lancar.
Tuh rider ngegas, ngacir namun saya kuntit terus… gak saya lepasin.. nah setelah saya rasa cukup mengetahui gambaran performa Byson FI, maka tiba saatnya untuk overtake. Pada saat gigi 4, saya gas Si Macan Silver sampai rpm sekitar 10ribu-an, trus masuk gigi 5, tetap tarik gas terus… nah disitulah Saya Merasa Sedih.. karena tuh Byson FI masih saja seperti Byson karbu.. terlihat Need more power….
Alhasil Si Macan Silver melesat sejadinya, dan akhirnya melibas tuh Byson FI dengan mudah.
Pas nyalip, saya beri tanda klakson, sambil kasih jempol tangan kiri. Yah biar dia gak esmosi.. hehehe…
Karena dah terlanjur kencang, ya dah, sekalian saya tinggalin aja tuh rider Byson FI yang mulai tertinggal jauh di belakang.

image

Selama menguntit Byson FI tadi, ada beberapa beberapa point yang saya dapat dengan melihat secara langsung :

1. Bentuk serupa dengan Yamaha FZ dan FZ-S V 2.0 Fuel Injection yang telah diluncurkan di India (bisa baca artikelnya di sini). Tetapi tanpa sari guard dan mud guard.

2. Rem belakang memang masih teromol.

3. Ukuran ban dan velg terlihat identik dengan yang versi karbu. Tapi saya gak sempat liat angka di rodanya sih.. jadi hanya berdasarkan pengamatan visual saja.

4. Speedometer full digital yang digunakan memang berdimensi cukup kecil, dengan bentuk kotak memanjang kayak punya Ninja 250RR Mono atau Z250SL. Bisa dilihat pada foto di atas, speedometer FZ Fuel Injection versi India.

5. Performa tampaknya hampir sama dengan Byson karbu. Soalnya meskipun sang rider betot gas, tetapi saya masih sangat mudah mengikutinya dengan Tiger Revo jadul.

Last, tampaknya hanya menunggu waktu saja sang Byson FI bisa dirilis ke pasaran. Namun, opini saya pribadi, sang Byson FI masih belum menunjukkan something special. Sebagai contoh, rem belakang masih teromol. Secara fungsi memang tidak perlu diragukan lagi kepakeman rem teromol racikan Yamaha, namun secara visual akan lebih oke kalau sudah mengaplikasi rem cakram. Mungkinkah nanti ada opsi tersebut ya.. atau memang sudah ditakdirkan bakal brojol dengan kondisi seperti yang saya saksikan langsung tadi..?
Nah, bagaimana opini sobat sekalian? Silahkan share di kolom komentar.
(Prast)

E-mail : prasetyo676@gmail.com

Review Test Ride Honda All New CBR 150R – Ergonomi, Performa, Handling Oktober 1, 2014

Posted by prasetyo676 in Honda.
Tags: , , ,
22 comments

image

Prast 676 – Salam penuh semangat brother dan sister, semoga dalam keadaan sehat dan lancar dalam menjalankan aktifitas.
Pada tgl 27 September 2014 kemarin, saya berkesempatan menghadiri acara launching Honda All New CBR 150R di Mall Summarecon Bekasi, sekaligus melakukan test ride sang sport full fairing 150 cc tersebut.
Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih kepada PT. Daya Adicipta Mustika yg telah memberi kesempatan untuk melakukan test ride.
Yup, langsung saja kita bahas mengenai hasil penilaian saya terhadap CBR 150R produksi lokal ini.

(lebih…)

Honda New CBR 150R – Performa, Teknologi, Konsumsi BBM, Handling, Ergonomi September 14, 2014

Posted by prasetyo676 in Honda.
Tags: , , , , ,
54 comments

Prast 676 – Salam penuh semangat brother dan sister, semoga selalu dalam keadaan sehat dan lancar dalam menjalankan aktifitas.
Masih seputar Honda All New CBR 150R, berdasarkan informasi dari blogger kondang, bang Kobay, kobayogas.com, bahwa pada tanggal 13 September 2014, akan dilaksanakan launching New CBR 150R di Bandung, yg bertempat di Bandung Indah Plaza. Acara akan dilangsungkan mulai pukul 18.00 sampai dengan selesai.
Selain acara launching new product CBR 150R produksi lokal tersebut, acara ini sekaligus sebagai ajang gathering blogger / kopdar bagi blogger-blogger di wilayah Jawa Barat.
Sebenarnya saya sangat ingin bisa hadir juga pada acara tersebut, karena bisa bertemu sekaligus bersilaturahmi dengan para rekan-rekan blogger di wilayah Jawa Barat, karena selama ini masih sekedar komunikasi lewat dunia maya. Tapi ternyata untuk kesempatan kali ini masih belum memungkinkan, semoga di next chance bisa ikutan.

(lebih…)