Review Test Ride Honda All New CBR 150R – Ergonomi, Performa, Handling Oktober 1, 2014

Prast 676 – Salam penuh semangat brother dan sister, semoga dalam keadaan sehat dan lancar dalam menjalankan aktifitas.
Pada tgl 27 September 2014 kemarin, saya berkesempatan menghadiri acara launching Honda All New CBR 150R di Mall Summarecon Bekasi, sekaligus melakukan test ride sang sport full fairing 150 cc tersebut.
Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih kepada PT. Daya Adicipta Mustika yg telah memberi kesempatan untuk melakukan test ride.
Yup, langsung saja kita bahas mengenai hasil penilaian saya terhadap CBR 150R produksi lokal ini.

1. Ergonomi :

Saat mendapatkan giliran untuk melakukan test ride, langsung saja saya nyemplak ke jok sang sport full fairing 150 cc jagoan terbaru dari AHM ini. Saat menyemplak ke jok All New CBR 150R ini, kedua telapak kaki saya dapat menapak dengan sempurna, bahkan lutut saya masih agak menekuk. Ini mengindikasikan bahwa tinggi jok masih ramah untuk sebagian besar biker di Indonesia. Oiya sebagai tambahan informasi, saya memiliki tinggi sekitar 171 cm dan saat melakukan test ride memakai sepatu dengan tebal sol sekitar 1.5 cm.

Dari segi ergonomi, All New CBR 150R ini memiliki riding position yg masih tergolong ramah bagi pinggang, lengan, serta bahu. Yup, posisi setang yg masih agak tinggi, membuat sang rider tidak terlalu menunduk sehingga tidak cepat lelah. Posisi pijakan kaki sang rider juga tidak terlalu mundur, sehingga kaki tidak terlalu menekuk.
Secara overall, riding position sport full fairing ini masih nyaman saat digunakan untuk berkendara harian, terutama bagi biker yg sudah terbiasa mengendarai motor sport. Meskipun begitu, sang rider masih terlihat cukup sporty lah, saat mengendarainya.

Saat melakukan test ride, saya juga sempat mensimulasikan dalam kondisi berboncengan. Pada saat digunakan untuk berboncengan, kondisi sang boncenger masih nyaman karena tidak mudah melorot ke depan. Yup, ini dikarenakan bentuk serta posisi jok boncenger tidak terlalu tinggi atau nungging. Malah menurut sang boncenger, katanya posisi duduk lebih nyaman dibanding saat dia dibonceng menggunakan Tiger Revolution milik saya. Yah, maklum juga sih.. karena Tiger milik saya tersebut kondisi shockbreaker belakang sudah ditambah tingginya sekitar 3 cm.. hehehe.. 😀

2. Performa :

Kondisi track saat melakukan test ride tidak terlalu panjang, karena masih di seputaran mall Summarecon Bekasi, sehingga performa sang All New CBR 150R masih belum dapat di-explore secara maksimal. Saya melakukan pengetesan dalam dua sesi, yaitu dalam kondisi berboncengan dan dalam kondisi riding sendirian.
Test ride dalam kondisi berboncengan berguna untuk mengetahui performa motor apabila menanggung beban berat, sekaligus mengetahui kenyamanan sang boncenger saat riding. Yup, seperti kita ketahui bersama, bahwa para rider cowok yg memiliki motor sport rata-rata mengendarai motor sambil mboncengin cewek / istri, teman, atau saudara. 🙂

Saat kondisi berboncengan, gas harus dipelintir lebih banyak agar motor dapat berakselerasi lebih cepat. Mungkin juga memang karakter mesin DOHC overbore dengan kapasitas 150 cc seperti itu.
Namun berdasarkan testimoni dari kang Eno (enoanderson.com) yg sebelumnya telah mencoba CBR 150R versi CBU Thailand, akselerasi All New CBR 150R ini terasa lebih galak. Yup, bisa jadi karena pengaruh perubahan mata gear belakang dari 43 mata menjadi 46 mata.

Belum puas dengan sesi test ride yg pertama dalam kondisi berboncengan tersebut, maka saya melakukan test ride sesi ke dua.
Pada sesi ke dua ini, saya melakukannya seorang diri. No boncenger lah… hehehe… 🙂
Langsung saja, masuk gigi 1, tarik gas perlahan sampai putaran berkisar 6000 rpm, selanjutnya sengaja pelintir gas mendadak sampai mesin teriak di putaran sekitar 10500 rpm, kemudian shifting ke gigi 2, dan terus melakukan hal yg sama, sampai shifting ke gigi 3. Tapi sayangnya belum maksimal karena jalur test ride yg kurang panjang.
Selain itu, saya juga mencoba memelintir gas secara diurut, karakternya cukup smooth, kecepatan motor bertambah seiring peningkatan putaran mesin.
Karena masih penasaran, maka saya melakukan hal serupa tapi tak sama. Yup, kali ini saya langsung tarik gas secara cepat semenjak masuk gigi 1 dan seterusnya. Bahkan pada gigi 1 dan 2 sempat saya coba betot gas sampai limiter untuk mengetahui seberapa cepat tiap gigi-nya. Saya pengen melakukan hal yg sama pada gigi 3, gigi 4, gigi 5, dan gigi 6. Tapi lagi-lagi karena faktor jalur test ride yg tidak memungkinkan untuk melakukannya.

Kesimpulan saat uji performa :
1. Performa belum dapat di-explore sampai maksimal karena kondisi jalur test ride yg terbatas (khususnya untuk gigi 3, 4, 5 dan 6).
2. Akselerasi masih terasa moderate apabila kondisi berboncengan.
3. Akselerasi mulai terasa galak saat putaran mesin sekitar 7000 rpm ke atas.
4. Mesin cepat meraih rpm tinggi, tetapi akan lebih mantap apabila limiter rpm diset lebih tinggi lagi. Tapi mungkin pengaruhnya ke zona yg masih aman untuk piston speed nya.
5. Getaran mesin sedikit terasa saat digunakan untuk akselerasi secara mendadak, tetapi tergolong normal untuk mesin tegak 1 cylinder dengan kapasitas 150 cc.

3. Handling :

Untuk urusan handling, saya akui nih motor oke punya, terutama saat digunakan untuk manuver patah, maupun saat berputar arah.
Arah motor nurut dengan kemauan kita. Wheelbase yg tidak terlalu panjang ternyata cukup berperan di sini. Motor lincah dan mudah dikendalikan.
Saat melakukan test ride tersebut, saya juga mengetest sistem pengereman. Berdasarkan hasil test pada unit yg tersedia, saya akui bahwa rem depannya cukup pakem. Sedangkan untuk rem belakang, tingkat kepakeman termasuk sedang.
Namun, pengetesan juga masih belum komplit, terutama untuk mengetahui handlingnya saat kecepatan tinggi di trek lurus panjang, serta saat melewati jalanan jelek bergelombang.
Mudah-mudahan dapat melakukan test ride lagi di lain kesempatan, agar dapat mengetahui performa serta handling secara lebih detail dan mendalam.

Saat ini cukup segini dulu yg bisa saya sampaikan. Review di atas adalah murni penilaian saya terhadap unit test yg saya coba. Khusus untuk uji performa, sudah ada media yg membahasnya secara lengkap dengan uji dynotest dan uji akselerasi serta top speed yg diukur dengan alat Racelogic maupun Vericom. Sedangkan review yg saya sampaikan adalah berdasarkan feeling, sebagai biker yg dalam kesehariannya menggunakan motor batangan (sport).
Apabila sobat penasaran dengan sang All New CBR 150R ini, akan lebih afdol apabila dapat melakukan test ride langsung.
So, silahkan digas mas bro, dan mbak sist….
Jangan lupa, tinggalin jejak di kolom komentar. Hehehe.. 🙂
(Prast)

Note : unit motor yg ditest memiliki angka odometer sekitar 119 km saat dilakukan test ride.